Catatannasional.com - Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Bung Karno (HIMAPOL UBK) resmi melantik kepengurusan baru periode 2025 dalam sebuah acara yang diselenggarakan di Kampus Universitas Bung Karno, Jakarta, Jumat (04/07/2025).
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan diskusi publik bertema "Refleksi Eksistensi Perempuan Dalam Maskulinitas Politik" yang mengundang antusiasme mahasiswa dan publik yang hadir.
Prosesi pelantikan berlangsung khidmat dan dihadiri oleh civitas akademika serta perwakilan organisasi kemahasiswaan. Dalam sambutannya, Revalina Devia, selaku Ketua Umum HIMAPOL UBK terpilih, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk memimpin organisasi mahasiswa Ilmu Politik tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mempercayakan amanah ini. HIMAPOL UBK akan terus menjadi wadah yang kritis dan aktif," ujar Revalina dalam pidatonya.
Setelah pelantikan, acara dilanjutkan dengan diskusi publik yang mengangkat tema penting terkait peran dan tantangan perempuan dalam dunia politik yang selama ini masih didominasi oleh budaya maskulinitas. Diskusi ini menghadirkan Regina Stevani, seorang aktivis yang juga merupakan Ketua Demisioner HIMAPOL 2016 sebagai narasumber.
Dalam paparannya, Regina menyoroti bagaimana maskulinitas politik telah mengakar kuat dalam struktur kekuasaan dan praktik politik di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa retorika politik yang maskulin cenderung bersifat kompetitif dan konfrontatif, yang pada akhirnya menciptakan polarisasi serta memperkuat ketimpangan gender.
“Maskulinitas telah membentuk narasi dominan dalam politik kita. Retorika yang maskulin tak jarang mengesampingkan empati dan dialog yang inklusif, sehingga ruang perempuan dalam politik menjadi sempit dan penuh tantangan,” ungkap Regina.
Regina juga menyinggung tragedi kerusuhan Mei 1998 sebagai salah satu contoh nyata dampak dari sistem politik dan sosial yang tidak berpihak kepada perempuan. Ia menekankan pentingnya keberadaan perempuan dalam ranah politik bukan hanya sebagai representasi, tetapi juga sebagai agen perubahan yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan kelompok marjinal lainnya.
Diskusi ini turut menghadirkan Novance Silitonga, dosen Ilmu Politik Universitas Bung Karno, yang memberikan perspektif akademik terkait konstruksi politik maskulin dan strategi keterlibatan perempuan dalam demokrasi Indonesia "posisi pejabat publik di pemerintahan yang diisi oleh perempuan menunjukan bias gender berubah dalam perkembangan zaman. Memahami dinamika gender menjadi penting untuk membongkar stereotip gender dan menuju masyarakat yang lebih inklusif dan setara," ucap Novance.
Acara ini mendapat sambutan positif dari peserta yang hadir. Diskusi berjalan dinamis dengan sesi tanya jawab yang membahas berbagai isu, mulai dari partisipasi perempuan dalam pemilu hingga peran organisasi mahasiswa dalam mendorong politik yang lebih inklusif.
Dengan berakhirnya kegiatan ini, HIMAPOL UBK menegaskan komitmennya untuk terus mengawal isu-isu strategis yang relevan dengan semangat keadilan sosial, kesetaraan gender, dan demokrasi partisipasi.
0 Komentar