Jaga Optimisme di Tengah Ketidakpastian Global, Pemerintah Dorong Konsolidasi dan Transformasi Ekonomi



Catatan Nasional - Pemerintah terus mengupayakan berbagai langkah strategis untuk menjaga dan meningkatkan kinerja ekonomi nasional di tengah tantangan global, akibat gejolak geopolitik dan tarif resiprokal AS. Hal tersebut membuat pemerintah pada tingkat domestik terus berupaya memperkuat sektor industri melalui program hilirisasi, transisi menuju energi bersih, dan penguatan konsumsi rumah tangga.


“Selama satu dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional relatif stabil di kisaran 5%, dengan inflasi yang tetap terkendali dalam rentang sasaran, serta perbaikan pada indikator sosial seperti menurunnya tingkat pengangguran dan kemiskinan,” tutur Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam acara Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2025 dengan tema “Memetakan Peluang dari Volatilitas Perekonomian Global” di Jakarta, Selasa (29/07).


Upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui implementasi serangkaian stimulus sepanjang semester pertama tahun ini yang akan dilanjutkan pada semester kedua. Pemerintah akan mengakselerasi belanja negara, khususnya dari kementerian dan lembaga yang memiliki anggaran besar, sekaligus mengoptimalkan potensi belanja masyarakat melalui event nasional, paket wisata libur akhir tahun, dan insentif fiskal yang mendukung sektor pariwisata dan transportasi.


“Target Indonesia pada tahun 2029 adalah mendorong pertumbuhan ekonomi kembali ke angka 8%, seperti yang pernah dicapai sebelumnya,” ungkap Sesmenko Susiwijono.


Untuk mencapai sasaran tersebut, salah satunya pemerintah telah merancang fokus kebijakan pembangunan yang mencakup peningkatan produktivitas pertanian, penguatan industri hilirisasi, pengembangan sektor padat karya dan ekonomi kreatif, transformasi digital, Program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta pembangunan 3 juta rumah.


Industri padat karya seperti makanan, minumam, tekstil, kulit dan furnitur juga menjadi kontributor penting bagi perekonomian dengan share terhadap PDB mencapai 8,33% dan mampu menyerap lapangan pekerjaan secara luas yakni sebesar 12,2 juta orang atau mencapai 8,41% dari total orang bekerja di Indonesia.


Lebih lanjut, dari sisi kerja sama internasional, pemerintah berhasil menjalankan diplomasi ekonomi secara efektif, termasuk dalam negosiasi tarif dengan Amerika Serikat yang menghasilkan penurunan tarif impor menjadi 19%.


Selain itu, penyelesaian perundingan IEU-CEPA membuka peluang pasar yang lebih luas di kawasan Eropa, dengan proyeksi peningkatan ekspor Indonesia secara signifikan.


“Ini membuka peluang baru bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global,” pungkas Sesmenko Susiwijono.

Posting Komentar

0 Komentar